Penyebab Timbulnya Bau Mulut (Haliotosis)

  


1. Pengertian Haliotosis

                Halitosis didefinisikan sebagai bau tidak enak yang keluar dari rongga mulut, tanpa melihat sumber bahan odorus dalam nafas baik dari oral maupun non-oral. Istilah halitosis pertama digunakan tahun 1870-an. Halitosis berasal dari bahasa Latin ’halitus’ yang berarti nafas dan ’osis’dari bahasa Yunani, yang diartikan keadaan medis tertentu.

2. Penyebab Haliotosis

                Nafas bau secara mendasar disebabkan oleh dua hal, yaitu: fisiologis dan patologis. Sumber fisiologis dari nafas bau berasal dari kondisi pada permukaan dari lidah. Bakteri yang dijumpai pada permukaan lidah pasien yang sehat berbeda dengan pasien pengidap halitosis. Sumber patologis melibatkan keparahan saku gusi, yang dikenal dengan penyakit periodontal. Penyebab utama halitosis adalah bakteri dan VSC’s. 90% pasien halitosis mempunyai penyebab dari mulut seperti: kebersihan mulut yang jelek, penyakit periodontal, lapisan pada permukaan lidah, sisa makanan yang terbenam, gigi tiruan lepasan yang kotor, kanker di mulut, dan radang tenggorokan.
                Penyebab halitosis sangat beragam antara lain : 1) kurangnya kebersihan mulut; 2) pola makan merupakan penyebab utama halitosis yaitu proses penguraian protein oleh bakteri.. Penguraian protein oleh bakteri ini menghasilkan gas yang berbau, seperti: hidrogen sulfida, metil mercaptan, kadaver, skatol, dan putricine. Sehingga produk makanan yang kaya protein dapat menyebabkan bau mulut. Mengkonsumsi makanan tertentu, seperti bawang mentah, akan menghasilkan bau yang khas; 3) biofilm (lapisan biologis) pada mukosa mulut yang mengandung jutaan bakteri; 4) karies gigi; 5) radang gusi; 6) resesi gusi; 7) plak dan karang gigi; 8)lesi/ luka dalam mulut; 9) penyakit kelenjar ludah;10) tonsilitis/ pembengkakan amandel; 11) plak tonsilar dan cairan tonsilar; 12) faringitis dan abses faringeal; 13) gigi palsu yang kotor; 14) tembakau; 15) merokok; 16) lesi di hidung dan telinga; 17 ) kencing manis; 18) demam; 19) puasa dan dehidrasi; 20) pasien rawat inap; 21) penyakit perut dan esofagus; 22) penyakit usus; 23) penyakit paru – paru; 24) gangguan hati/ liver; 25) pasien psikiatris;
dan 26) kelainan somatis.

3. Pencegahan Haliotosis

Berikut ini adalah cara untuk mencegah dari bau mulut (haliotosis) :
  • Ingat berkumur setelah makan, menggosok gigi selama tiga menit setelah makan, perhatikan kebersihan gigi palsu dan dilepas waktu tidur. Jaga selalu kebersihan rongga mulut dan perlu melakukan pemeriksaan rongga mulut secara rutin.
  • Dianjurkan banyak mengkonsumsi buah-buahan segar dan minum teh untuk menggairahkan sekresi ludah.
  • Setiap pagi minum segelas air hangat ditambah sedikit garam dalam keadaan perut kosong, berfungsi untuk mengatur fungsi lambung, ini juga dapat mengurangi timbulnya halitosis; 
  • Mengulum permen vitamin C atau permen karet, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorin atau obat tradisional Tiongkok dan mengunyah daun teh juga dapat menghilangkan halitosis
  • Dalam keadaan biasa, halitosis dapat dicegah dengan memperhatikan kebersihan rongga mulut dan memelihara kebiasaan baik perawatan gigi
  • Menggosok gigi minimal 2x sehari
  • Berkumur dengan obat kumur
  • Penggunaan pengikis lidah (mengikis lidah/ menyikat lidah dengan sikat gigi) untuk menyingkirkan lapisan putih pada permukaan lidah;
  • Lakukan pengobatan pada penyakit primer, seperti: radang gusi, radang lambung, kencing manis, dan sebagainya.

REFERENSI

Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan dan Gizi pada Ibu dan Anak melalui UKGM di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru


Pada masa pandemi masyarakat Indonesia diharuskan hidup dengan tatanan hidup baru, yang dapat ‘berdamai’ dengan COVID-19Adapun yang dimaksud dengan New Normal adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat dan semua institusi yang ada di wilayah tersebut untuk melakukan pola harian atau pola kerja atau pola hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya. Bila hal ini tidak dilakukan, akan terjadi risiko penularan.

Tujuan dari New Normal adalah agar masyarakat tetap produktif dan aman dari Covid-19 di masa pandemi.

Selanjutnya agar New Normal lebih mudah diinternalisasikan oleh masyarakat maka “New Normal” dinarasikan menjadi “Adaptasi Kebiasaan Baru”. Maksud dari Adaptasi Kebiasaan Baru adalah agar kita bisa bekerja, belajar dan beraktivitas dengan produktif di era Pandemi Covid-19.

Untuk membantu peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi pada ibu dan anak pada adaptasi kebiasaan baru ini, kami mahasiswa keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang dengan tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat setempat membuat program UKGM dan pelatihan kader kesehatan gigi yang dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.

Dengan dibentuknya UKGM diharapkan masyarakat dapat mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dengan mudah. Sehingga tidak perlu ke Puskesmas atau Rumah Sakit untuk menghindari terpaparnya virus Covid-19.

Selain UKGM, juga dilakukan pelatihan kader yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan gigi. Kegiatan pelatihan kader tersebut berupa cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, penyuluhan tentang makanan yang baik bagi kesehatan gigi dan mulut dan pemeriksaan KMGS dan KASIH.

Karies gigi pada anak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan status gizi. Semakin rendah indeks karies gigi pada anak, maka status gizinya akan semakin baik. Kondisi status kesehatan gigi yang baik atau karies gigi yang rendah tentunya tidak menyulitkan proses pengunyahan makanan, karena gigi geligi memegang peranan penting, sehingga asupan zat-zat gizi berlangsung lebih baik, sesuai dengan kebutuhan tubuh.



Karies gigi dapat mempengaruhi nafsu makan dan intake gizi sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan yang pada akhirnya akan mempengaruhi status gizi. Ibu dan anak yang frekuensi makanan jajanan manisnya tinggi memiliki tingkat keparahan karies gigi yang berat. Semakin rendah indeks karies gigi pada anak, maka status gizinya akan semakin baik. Karies gigi menyebabkan terganggunya fungsi pengunyahan (mastikasi) yang dapat mempengaruhi asupan makan dan status gizi.

Maka dari itu dibentuknya UKGM dan pelatihan kader dapat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut ibu dan anak sehingga dapat membantu meningkatkan status gizi pada masa pandemi Covid-19 ini.

RSUD Tidar Kota Magelang



RSUD Tidar atau Rumah Sakit Umum Daerah Tidar adalah rumah sakit umum yang berada di Kota Magelang, Jawa Tengah. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit umum yang berda diotoritas pemerintah Kota Magelang.

RSUD Tidar berlokasi di Jl. Tidar No.30 A, Kemirirejo, Kec. Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56125, Indonesia.

Adapun fasilitas medis yang terdapat di RSUD Tidar yaitu :

Image IconIGD                    Image IconPICU                    Image IconLaboratorium
Image IconICU                    Image IconICCU                    Image IconApotek
Image IconNICU                 Image IconRadiologi             Image IconPoliklinik

Kemudian untuk fasilitas umum antara lain :

Image IconATM Center            Image IconMusholla/Masjid
Image IconMinimarket            Image IconParkir Mobil/Motor

Untuk pelayanan kesehatan gigi sendiri terdapat pada poli gigi yaitu

➤ Pelayanan Gigi umum dan Konservasi Gigi

Pelayanan ini dilakukan oleh drgBambang Ekojanto Suwignjo, Sp.KG. Pelayanan tersebut meliputi penambalan gigi, Scalling dan pencabutan gigi tanpa bedah.

➤ Pelayanan Orthodonti



Pelayanan ini dilakukan drg. Sri Utami, Sp.Ort meliputi pelayanan untuk merapikan gigi menggunakan behel.

➤ Pelayanan Bedan Mulut



Pelayanan bedah mulut ini dilakukan oleh drg. Christina Indrawati, Sp.BM. Biasanya bedah mulut dilakukan di poli gigi apabila penangan kasus bedah ringan dan di Bedah Central apabila melakukan bedah dengan kasus yang sulit.

Semua pelayanan gigi disini, para dokter didampingi oleh perawat gigi yang sudah ahli. Oleh karena itu pelayanan gigi di RSUD Tidar sudah sangat terpecaya.


Untuk informasi lebih lanjut bisa mengunjungi website RSUD Tidar

⇓⇓⇓⇓⇓⇓

http://rsudtidar.magelangkota.go.id/

KEGIATAN UKBM DI DESA CANGKRING RT 9 RW 2 KECAMATAN TALANG KABUPATEN TEGAL

             


Pada masa Covid-19 ini, proses belajar pada semester VII Prodi D IV Terapi Gigi Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang diadakan secara online baik teori, praktikum, maupun praktek kerja lapangan. Praktek lapangan kali ini diadakan diwilayah tempat tinggal masing-masing. Praktek ini bertujuan agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu kesehatan gigi di lapangan, secara langsung pada masyarakat diwilayah tempat tinggal mahasiswa masing-masing. 

                UKBM merupakan salah satu upaya (program) yang dikembangan oleh Departemen Kesehatan, yang mempunyai tujuan untuk memotivasi masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat secara mandiri. Pada saat ini telah terbentuk berbagai macam bentuk UKBM yang berkembang di masyarakat salah satunya yang paling dikenal adalah Posyandu.  Adapun bentuk UKBM yang lainnya seperti Poskesdes, Polindes, Pos UKK, Poskestren, TOGA, Saka Bhakti Husada, dan lain-lain.

                Berdasarkan Riskesdas 2018, persentase penduduk di Propinsi Jawa Tengah yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%. Proporsinya pada kelompok umur 10–14 tahun yang merupakan usia anak sekolah sebesar 25,2% sedangkan dalam kebiasaan menyikat gigi sebesar 2,3% yang menyikat gigi dengan benar pada tahun 2013 dan menurun menjadi 2 % pada tahun 2018. (Kementerian Kesehatan RI, 2018. Dari data tersebut menunjukan kualitas status kesehatan gigi yang masih rendah, sehingga kami selaku mahasiswa Kesehatan gigi dan mulut dari Poltekkes Semarang ingin melaksanakan sebuah program pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan dalam sebuah kegiatan “Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa Cangkring RT 9 / Rw 02 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal".  Kegiatan UKBM tersebut berlangsung dari tanggal 28 September - 6 November 2020. Adapun kegiatan yang saya lakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan Pembekalan PKL UKBM

 

                    Pada tanggal 29 September 2020 dilakukan pembekalan PKL mata kuliah UKBM oleh koordinator mata kuliah yaitu Bapak Sulur Joyo Sukendro.

2. Advokasi


                    Advokasi dilakukan bertujuan untuk mendapatkan ijin dari tokoh masyarakat untuk melakukan pemberdayaan. Disini saya melakukan advokasi dengan Bapak Dul Karim selaku Ketua RT Desa Cangkring RT 9 RW 2, Talang, Kabupaten Tegal. Kegiatan advokasi ini dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2020.

3. Melakukan survei lapangan


                    Survei lapangan ini bertujuan untuk memperoleh data kesehatan gigi dan mulut di wilayah tempat tinggal saya. Hal yang saya siapkan untuk melakukan survei ini yaitu kuesioner. Saya melakukan survei pada tanggal 7-8 Oktober 2020. Saya melakukan survei dengan cara door to door (mendatangi rumah warga secara langsung). 

                    Adapun hasil survei 10 orang sampel dari 10 KK didapatkan data masalah yaitu Angka rata-rata DMF-T dari 10 warga adalah 3,3 dengan kriteria sedang, angka rata-rata OHIS 6,7 dengan kriteria buruk, warga tidak rajin mengganti sikat gigi setiap 3 bulan sekali, tidak rajin mengunjungi klinik gigi 6 bulan sekali, warga pernah merasakan sakit gigi, dan warga tidak pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi rutin oleh petugas (posyandu UKGM).

4. Pengolahan Data

                    Data hasil survei yang telah dilakukan kemudian direkap dan diolah untuk menentukan perumusan masalah yang terjadi.

5. MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)

                    Kegiatan MMD bersama Pak RT dan perwakilan warga untuk menentukan prioritas masalah dan cara penanggulangan masalahnya. Dalam kegiatan ini juga dipilih anggota untuk dijadikan kader. Kegiatan ini dilakukan di rumah Pak RT pada tanggal 15 Oktober 2020.

6. Penyusunan Proposal


                    Kemudian menyusun proposal kegiatan dari hasil MMD yang telah dilakukan. Pada proposal ini berisi berupa Data masalah, prioritas masalah, POA, matiks kegiatan, anggaran dll.

7. Persiapan Pelatihan Kader

                    Sebelum dilakukan pelatihan kader, saya melakukan persiapan di hari sebelumnya yaitu tanggal 21 Oktober 2020. persiapan tersebut meliputi persiapan alat dan bahan, ruangan maupun materi pelatihan kader.

8.Pelatihan Kader


                    Pelatihan kader dilakukan secara langsung dengan peserta 5 orang. Pelatihan kader dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2020. Adapun kegiatan tersebut berupa penyampaian materi kesehatan gigi seperti Manajemen Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat, bagian, bentuk dan fungsi gigi, cara memelihara kebersihan gigi dan mulut, cara pemeriksaan sederhana ( Simulasi KMGS dan KASIH ).

9. Pemberdayaan Masyarakat




                    Pemberdayaan masyarakat dilakukan secara door to door selama 3 hari yaitu mulai tanggal 27-29 Oktober 2020. Dalam pemberdayaan tersebut dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut, penyakit-penyakit gigi, mengajarkan teknik menyikat gigi. Kegiatan tersebut menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab. 

                    Demikian kegiatan UKBM yang telah saya lakukan kurang lebih 3 minggu. Kegiatan telah berjalan lancar tanpa hambatan dan masyarakat sangat antusias menerimanya. Terimakasih untuk Bapak Abdul Karim selaku Ketua RT 9 dan masyarakat Desa Cangkring yang telah mengizinkan saya untuk melakukan kegiatan UKBM ini. Dan selaku pembingbing PKL UKBM yaitu Ibu Yodong dan teman-teman kelompok 4 yang telah membimbing dan membantu saya sehingga kegiatan ini berjalan lancar. Saya berharap semoga dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut di Desa Cangkring RT 9 RW 2, Talang, Kabupaten Tegal. Amin ya rabal alamin 🙏

LAPORAN KEGIATAN UKBM DI WILAYAH DESA CANGKRING RT 9RW 2 KECAMATAN TALANGKABUPATEN TEGAL

LAPORAN

KEGIATAN UPAYA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

MATA KULIAH UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT II

di Wilayah Desa Cangkring RT 09 / RW 02

Kecamatan Talang Kabupaten Tegal

28 September - 6 November 2020

Dosen Pembimbing PKL : Yodong,S.ST.,M.Hkes




Pelaksana :

Desti Yulia Maulita

P1337425217016


PRODI DIV TERAPI GIGI

JURUSAN KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2020


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) adalah program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya balita, batita, ibu hamil, ibu menyusui, lansia, PUS/WUS, remaja, untuk mempermudah penilaian maka kami menyusun cara menentukan strata UKBM, yang nanti dapat digunakan oleh petugas kesehatan ataupun kader kesehatan dalam menentukan strata UKBM. UKBM merupakan salah satu upaya (program) yang dikembangan oleh Departemen Kesehatan, yang mempunyai tujuan untuk memotivasi masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat secara mandiri.

Pada saat ini telah terbentuk berbagai macam bentuk UKBM yang berkembang di masyarakat salah satunya yang paling dikenal adalah Posyandu.  Adapun bentuk UKBM yang lainnya seperti Poskesdes, Polindes, Pos UKK, Poskestren, TOGA, Saka Bhakti Husada, dan lain-lain.

Menurut data Riskesdas tahun 2018, prevalensi karies di Indonesia adalah sebesar 88,8% dengan prevalensi karies akar sebesar 56,6%. Dapat disimpulkan bahwa prevalensi karies cenderung tinggi (di atas 70%) pada semua kelompok umur. Prevalensi karies tertinggi terdapat pada kelompok umur 55-64 tahun (96,8%). Sedangkan prevalensi karies akar cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya kelompok umur. Prevalensi karies akar tertinggi adalah pada kelompok umur 35-44 tahun, kemudian kembali menurun pada kelompok umur setelahnya.Sedangkan menurut Riskesdas 2018, persentase penduduk di Propinsi Jawa Tengah yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%. Proporsinya pada kelompok umur 10–14 tahun yang merupakan usia anak sekolah sebesar 25,2% sedangkan dalam kebiasaan menyikat gigi sebesar 2,3% yang menyikat gigi dengan benar pada tahun 2013 dan menurun menjadi 2 % pada tahun 2018.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan pada 10 warga di Desa Cangkring RT 9 RW 2 melalui kuesioner terkait kesehatan gigi dan mulut didaptkan nilai OHIS yaitu 1,03 dengan kriteria sedang, DMFT 4,3 dengan kriteria sedang, CPITN 4 sextan sehat, dan PTI 0,2%. Hal tersebut belum mencapai target nasional dan perlu ditingkatkan lagi.

Berdasarkan data di atas, saya mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang yang juga berperaan sebagai tenaga kesehatan bermaksud hendak melakukan upaya peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut dilingkungan rumah melalui kegiatan pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut pada kader posyandu. Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat terutama masyarakat di Desa Cangkring RT 9 RW 2 Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.


Tujuan

Tujuan umum

Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat Desa Cangkring RT 09 RW 02 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal mengenai arti pentingnya kesehatan gigi dan mulut serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercapai kondisi kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

Tujuan khusus

Meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Cangkring RT 9 di bidang kesehatan gigi dan mulut.

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif

Masyarakat dapat memberikan contoh menjaga kesehatan gigi dan mulut dilingkungan sekitarnya.


Nama Kegiatan

Kegiatan yang akan saya selenggarakan yaitu “Pemberdayaan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Pelatihan Kader Posyandu Di Desa Cangkring RT 9 RW 2, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal”.


Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah kader posyandu dan perwakilan 10 KK di wilayah Desa Cangkring RT 09 / RW 02, Talang, Kabupaten Tegal yang berjumlah 10 orang.

Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan UKBM dilaksanakan pada :

Tanggal       : 28 September - 31 Oktober 2020

Waktu         : 08.00WIB – selesai

Tempat        : Rumah masing-masing warga di Desa Cangkring RT 9 / RW 2, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal


Pengorganisasian

Panitia penyelenggara dibentuk untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat. Struktur organisasi Panitia penyelenggara yaitu

Pelindung :

Kajur Jurusan Keperawatan Gigi           : Tri Wiyatini, SKM, M.Kes (Epid)

Ketua Prodi D-IV Keperawatan Gigi    : Salikun, S.Pd, M.Kes

Ketua RT Desa Cangkring RT 9 / RW 2    : Dul Karim

Penanggungjawab   : Yodong,S.ST.,M.Hkes

Anggota                 : Desti Yulia Maulita (P1337425217016)


BAB II

KEGIATAN

Kegiatan

Identifikasi masalah

Berdasarkan hasil pendataan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Angka OHIS rata-rata 10 responden adalah 1,03 dengan kriteria sedang

Angka DMFT rata-rata 10 responden adalah 4,3 dengan kriteria sedang

Angka CPITN rata-rata 10 responden memiliki 4 sektan sehat

Angka PTI rata-rata 10 responden adalah 0%


Pemaparan/MMD

Berdasarkan data hasil identifikasi masalah dapat dipaparkan bahwa kebanyakan masalah yang terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan giginya. Masalah kesehatan gigi tersebut yaitu seperti OHIS, DMFT, CPITN dan PTI. Hal tersebut terjadi karena tingkat pengetahuan yang buruk, tindakan menjaga kesehatan gigi dan mulut yang cukup baik,  pelayanan kesehatan yang buruk, keadaan lingkungan yang cukup baik, mempunyai faktor keturunan yaitu orang tuanya memiliki gigi berjenjal dan gigi berlubang. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat diharapkan mampu melakukan penyuluhan dan pelatihan tentang upaya menjaga kesehatan gigi kepada warga sekitar. Sehingga nantinya dapat meningkatkan angka kesehatan gigi di Desa Cangkring Rt 9 RW 2 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.


Rencana kegiatan

Penyampaian materi tentang kesehatan gigi dan mulut :

Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat

Gigi berlubang dan penyebabnya

Makanan yang baik dan tidak baik untuk kesehatan gigi

Manfaat melakukan kontrol rutin 6 bulan sekali

Melakukan evaluasi terhadap materi yang telah diberikan


Kegiatan

Penyuluhan tentang :

Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat

Gigi berlubang dan penyebabnya

Makanan yang baik dan tidak baik untuk kesehatan gigi

Manfaat melakukan kontrol rutin 6 bulan sekali

Evaluasi hasil penyegaran materi kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat


Monitoring

Pelaksanaan pemberdayaaan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut yang diselenggarakan di Desa Cangkring dilakukan pemantauan (monitoring) untuk menemukan permasalahan yang menghambat program kegiatan dengan cara sebagai berikut :

Melakukan kunjungan rutin 2 kali dalam setahun untuk memastikan keberlangsungan kegiatan

membuat kriteria keberhasilan kegiatan yang mencakup:

masyarakat melakukan kontrol 6 bulan sekali ke pelayanan kesehatan gigi

masyarakat melakukan mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

masyarakat mengkonsumsi buah setiap hari

melakukan evaluasi secara berkala pada setiap kunjungan


Evaluasi

Evaluasi proses

Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat tentang Kesehatan Gigi dan Mulut di Desa Cangkring RT 9 perlu dilakukan evaluasi proses. Evaluasi ini dilakukan pada saat proses berlangsung dengan tujuan menilai setiap tahapan kerja yang mungkin menjadi hambatan pada saat berlangsungnya kegiatan yang meliputi :

Waktu Penyampaian

Materi yang disampaikan

Evaluasi Hasil

Setelah dilakukan Pelatihan maka dilakukan tanya jawab pada masyarakat tentang materi yang telah disampaikan


Metode

Untuk mendapatkan data melakukan wawancara kepada masyarakat dengan mengisi kuesioner

Penyuluhan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab


Prosedur Kegiatan

Cara pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Ketua RT adalah

Meminta izin kepada Ketua RT

Silaturahmi kepada warga Desa Cangkring RT 9

Bentuk kegiatan pendekatan kepada Ketua RT dan warga

Menjelaskan program yang akan dilaksanakan pada Ketua RT dan warga

Menawarkan program yang akan dilaksanakan pada Ketua RT dan warga

Tindak lanjut yang diharapkan setelah pendekatan dilakukan adalah program yang ditawarkan dapat diterima. Dan didapatkan kerjasama yang baik antara Ketua RT, warga Desa Cangkring RT 9 serta pelaksanaan kegiatan


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Telah terlaksananya kegiatan UKBM di Desa Cangkring RT 9 Rw 2, Talang, Kabupaten Tegal yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober -6 November 2020. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, maka dapat di simpulkan bahwa kegiatan UKBM  yang telah saya lakukan berjalan dengan baik dan sangat bermanfaat. Hal ini terlihat dari antusiasme dan perhatian yang tinggi dari warga selama kegiatan berlangsung. Tingkat pengetahuan warga sebelum diberikan penyuluhan berada dalam kategori sedang dan meningkat menjadi baik setelah diberikan penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut. Dengan  terlaksananya kegiatan UKBM yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat Desa Cangkring RT 9 Rw 2, Talang, Kabupaten Tegal ini semoga dapat berjalan secara berkesinambungan sebagaimana mestinya.


PROPOSAL KEGIATAN UKBM DI DESA CANGRING RT 9 RW 2 TALANG, KABUPATEN TEGAL

 

PROPOSAL
KEGIATAN UPAYA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
MATA KULIAH UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT II
di Wilayah Desa Cangkring RT 09 / RW 02
Kecamatan Talang Kabupaten Tegal
28 September - 6 November 2020

Dosen Pembimbing PKL : Yodong,S.ST.,M.Hkes

 




                                                                            Pelaksana :

Desti Yulia Maulita

P1337425217016

 

PRODI DIV TERAPI GIGI

JURUSAN KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARATAHUN 2020


BAB I
PENDAHULUAN 

A.    Latar Belakang

            UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) adalah program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya balita, batita, ibu hamil, ibu menyusui, lansia, PUS/WUS, remaja, untuk mempermudah penilaian maka kami menyusun cara menentukan strata UKBM, yang nanti dapat digunakan oleh petugas kesehatan ataupun kader kesehatan dalam menentukan strata UKBM. UKBM merupakan salah satu upaya (program) yang dikembangan oleh Departemen Kesehatan, yang mempunyai tujuan untuk memotivasi masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat secara mandiri.

            Pada saat ini telah terbentuk berbagai macam bentuk UKBM yang berkembang di masyarakat salah satunya yang paling dikenal adalah Posyandu.  Adapun bentuk UKBM yang lainnya seperti Poskesdes, Polindes, Pos UKK, Poskestren, TOGA, Saka Bhakti Husada, dan lain-lain.

            Berdasarkan Riskesdas 2018, persentase penduduk di Propinsi Jawa Tengah yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%. Proporsinya pada kelompok umur 10–14 tahun yang merupakan usia anak sekolah sebesar 25,2% sedangkan dalam kebiasaan menyikat gigi sebesar 2,3% yang menyikat gigi dengan benar pada tahun 2013 dan menurun menjadi 2 % pada tahun 2018. (Kementerian Kesehatan RI, 2018)

Dari data tersebut menunjukan kualitas status kesehatan gigi yang masih rendah, sehingga kami selaku mahasiswa Kesehatan gigi dan mulut dari Poltekkes Semarang ingin melaksanakan sebuah program pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan dalam sebuah kegiatan “Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa Cangkring RT 9 / Rw 02, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal” yang sekiranya diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat dan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada kader di desa tersebut.


MASALAH
DATA MASALAH
Dari hasil pemeriksaan diperoleh data :
Data Umum
Warga di wilayah Desa Cangkring RT 9 RW 2 berjumlah 10 KK
Data Khusus
Status lokalis 
Angka OHIS rata-rata 10 responden adalah 10,3 dengan kriteria sedang
Angka DMFT rata-rata 10 responden adalah 3,4 dengan kriteria rendah
Angka CPITN rata-rata 10 responden memiliki 4 sektan sehat
Angka PTI rata-rata 10 responden adalah 0%

Faktor Penyebab
Pengetahuan
100% dari 10 responden belum mengetahui penyebab gigi berlubang
100% dari 10 responden belum mengetahui pengertian plak yaitu lapisan pada gigi yang terdiri dari bakteri
Sikap
20% dari 10 responden tidak setuju meskipun tidak sedang sakit sebaiknya control gigi dilakukan 6 bulan sekali
Tindakan
80% dari 10 responden tidak rajin mengganti sikat gigi setiap 3 bulan sekali
10% dari 10 responden tidak menyikat gigi dengan teknik vertikal untuk bagian depan dan horizontal untuk bagian pengunyahan
100% dari 10 responden tidak rajin mengunjungi klinik gigi 6 bulan sekali
Pelayanan Kesehatan
10% dari 10 responden tidak memiliki kartu jaminan kesehatan
100% dari 10 responden tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi rutin oleh petugas (posyandu UKGM)
Lingkungan
40% responden jarang konsumsi sayur setiap kali makan
80% dari 10 responden tidak konsumsi buah setiap hari
Keturunan
20% dari 10 responden mempunyai orang tua ( bp/ibu) yang mempunyai gigi yang berjejal
30% dari 10 responden mempunyai orang tua ( bp/ibu) yang mempunyai gigi berlubang

IDENTIFIKASI MASALAH
Angka OHIS rata-rata 10 responden adalah 10,3 dengan kriteria sedang
Angka DMFT rata-rata 10 responden adalah 3,4 dengan kriteria rendah
Angka CPITN rata-rata 10 responden memiliki 4 sektan sehat
Angka PTI rata-rata 10 responden adalah 0%

PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan data penjaringan, maka didapat prioritas masalah sebagai berikut :
Tabel penentuan prioritas masalah
(Metode USG)

No.

Masalah

U

S

G

TOTAL

PRIORITAS

1

OHI-S 

3

3

2

8

Prioritas 1

 3

DMF-T

3

2

2

7

Prioritas 2

3

CPITN

2

1

2

5

Prioritas 4

4

PTI

2

2

2

6

Prioritas 3









Keterangan
Skor U = 1 - 3 (tidak penting – sangat penting)
Skor S = 1 - 3 (tidak serius - sangat serius)
Skor G = 1 - 3 (tidak berdampak – sangat berdampak)

TUJUAN
Tujuan umum
Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat Desa Cangkring RT 09 RW 02 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal mengenai arti pentingnya kesehatan gigi dan mulut serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercapai kondisi kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
Tujuan khusus 
Meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Cangkring RT 9 di bidang kesehatan gigi dan mulut.
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif
Masyarakat dapat memberikan contoh menjaga kesehatan gigi dan mulut dilingkungan sekitarnya.

NAMA KEGIATAN
Kegiatan yang akan kami selenggarakan yaitu “Pelatihan kader dan pemberdayaan masyarakat tentang Kesehatan Gigi dan Mulut”. 

 SASARAN KEGIATAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah warga di wilayah Desa Cangkring RT 09 / RW 02, Talang, Kabupaten Tegal

WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan UKBM dilaksanakan pada :
Hari,tanggal : Senin-Jum’at, 12-23 Oktober 2020
Waktu : 08.00WIB – selesai
Tempat         : Rumah Warga di Desa Cangkring RT 9 / RW 2, Kecamatan Talang,                                                  Kabupaten Tegal

PENGORGANISASIAN
Panitia penyelenggara dibentuk untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat. Struktur organisasi Panitia penyelenggara yaitu 
Pelindung : 
Kajur Jurusan Keperawatan Gigi  : Tri Wiyatini, SKM, M.Kes (Epid)
Ketua Prodi D-IV Keperawatan Gigi : Salikun, S.Pd, M.Kes
Ketua RT Desa Cangkring RT 9 / RW 2  : Dul Karim
Penanggungjawab  : Yodong,S.ST.,M.Hkes 
Pelaksana : Desti Yulia Maulita (P1337425217016)

BAB II
KEGIATAN

KEGIATAN
Identifikasi masalah
Berdasarkan hasil pendataan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Angka OHIS rata-rata 10 responden adalah 10,3 dengan kriteria sedang
Angka DMFT rata-rata 10 responden adalah 3,4 dengan kriteria rendah
Angka CPITN rata-rata 10 responden memiliki 4 sektan sehat
Angka PTI rata-rata 10 responden adalah 0%

Pemaparan/MMD
Berdasarkan data hasil identifikasi masalah dapat dipaparkan bahwa kebanyakan masalah yang terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan giginya. Masalah kesehatan gigi tersebut yaitu seperti OHIS, DMFT, CPITN dan PTI. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat diharapkan mampu melakukan penyuluhan dan pelatihan tentang upaya menjaga kesehatan gigi kepada warga sekitar. Sehingga nantinya dapat meningkatkan angka kesehatan gigi di Desa Cangkring Rt 9 RW 2 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.

Rencana kegiatan
-Penyampaian materi tentang kesehatan gigi dan mulut :
Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat
Gigi berlubang dan penyebabnya
Makanan yang baik dan tidak baik untuk kesehatan gigi
Manfaat melakukan kontrol rutin 6 bulan sekali
-melakukan evaluasi terhadap materi yang telah diberikan

Kegiatan 
Penyuluhan tentang :
Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat
Gigi berlubang dan penyebabnya
Makanan yang baik dan tidak baik untuk kesehatan gigi
Manfaat melakukan kontrol rutin 6 bulan sekali
Evaluasi hasil penyegaran materi kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat

Monitoring 
Pelaksanaan pemberdayaaan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut yang akan diselenggarakan di Desa Cangkring perlu dilakukan pemantaun (monitoring) untuk menemukan permasalahan yang menghambat program kegiatan dengan cara sebagai berikut :
Melakukan kunjungan rutin 2 kali dalam setahun untuk memastikan keberlangsungan kegiatan
membuat kriteria keberhasilan kegiatan yang mencakup:
masyarakat melakukan kontrol 6 bulan sekali ke pelayanan kesehatan gigi
masyarakat melakukan mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
masyarakat mengkonsumsi buah setiap hari
melakukan evaluasi secara berkala pada setiap kunjungan

Evaluasi 
Evaluasi proses
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat tentang Kesehatan Gigi dan Mulut di Desa Cangkring RT 9 perlu dilakukan evaluasi proses. Evaluasi ini dilakukan pada saat proses berlangsung dengan tujuan menilai setiap tahapan kerja yang mungkin menjadi hambatan pada saat berlangsungnya kegiatan yang meliputi : 
a) Waktu Penyampaian
b) Materi yang disampaikan
Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan Pelatihan maka dilakukan tanya jawab pada masyarakat tentang materi yang telah disampaikan

METODE 
Untuk mendapatkan data melakukan wawancara kepada masyarakat dengan mengisi kuesioner
Penyuluhan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab

PROSEDUR KEGIATAN 
Cara pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Ketua RT adalah :
Meminta izin kepada Ketua RT
Silaturahmi kepada warga Desa Cangkring RT 9
Bentuk kegiatan pendekatan kepada Ketua RT dan warga
Menjelaskan program yang akan dilaksanakan pada Ketua RT dan warga
Menawarkan program yang akan dilaksanakan pada Ketua RT dan warga
Tindak lanjut yang diharapkan setelah pendekatan dilakukan adalah program yang ditawarkan dapat diterima. Dan didapatkan kerjasama yang baik antara Ketua RT, warga Desa Cangkring RT 9 serta pelaksanaan kegiatan.

  1. ANGGARAN

                        

 BAB III
PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat, kami berharap kegiatan ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun, namun kegiatan ini tidak akan biasa berjalan dengan lancar tanpa partisipasi dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu kami berharap demi suksesnya kegiatan tersebut, proposal inidapat dijadikan sebagai landasan kegiatan dan atas dukungan dan partisipasinya kami ucapkan terimakasih