Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan dan Gizi pada Ibu dan Anak melalui UKGM di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru


Pada masa pandemi masyarakat Indonesia diharuskan hidup dengan tatanan hidup baru, yang dapat ‘berdamai’ dengan COVID-19Adapun yang dimaksud dengan New Normal adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat dan semua institusi yang ada di wilayah tersebut untuk melakukan pola harian atau pola kerja atau pola hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya. Bila hal ini tidak dilakukan, akan terjadi risiko penularan.

Tujuan dari New Normal adalah agar masyarakat tetap produktif dan aman dari Covid-19 di masa pandemi.

Selanjutnya agar New Normal lebih mudah diinternalisasikan oleh masyarakat maka “New Normal” dinarasikan menjadi “Adaptasi Kebiasaan Baru”. Maksud dari Adaptasi Kebiasaan Baru adalah agar kita bisa bekerja, belajar dan beraktivitas dengan produktif di era Pandemi Covid-19.

Untuk membantu peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi pada ibu dan anak pada adaptasi kebiasaan baru ini, kami mahasiswa keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang dengan tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat setempat membuat program UKGM dan pelatihan kader kesehatan gigi yang dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.

Dengan dibentuknya UKGM diharapkan masyarakat dapat mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dengan mudah. Sehingga tidak perlu ke Puskesmas atau Rumah Sakit untuk menghindari terpaparnya virus Covid-19.

Selain UKGM, juga dilakukan pelatihan kader yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan gigi. Kegiatan pelatihan kader tersebut berupa cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, penyuluhan tentang makanan yang baik bagi kesehatan gigi dan mulut dan pemeriksaan KMGS dan KASIH.

Karies gigi pada anak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan status gizi. Semakin rendah indeks karies gigi pada anak, maka status gizinya akan semakin baik. Kondisi status kesehatan gigi yang baik atau karies gigi yang rendah tentunya tidak menyulitkan proses pengunyahan makanan, karena gigi geligi memegang peranan penting, sehingga asupan zat-zat gizi berlangsung lebih baik, sesuai dengan kebutuhan tubuh.



Karies gigi dapat mempengaruhi nafsu makan dan intake gizi sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan yang pada akhirnya akan mempengaruhi status gizi. Ibu dan anak yang frekuensi makanan jajanan manisnya tinggi memiliki tingkat keparahan karies gigi yang berat. Semakin rendah indeks karies gigi pada anak, maka status gizinya akan semakin baik. Karies gigi menyebabkan terganggunya fungsi pengunyahan (mastikasi) yang dapat mempengaruhi asupan makan dan status gizi.

Maka dari itu dibentuknya UKGM dan pelatihan kader dapat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut ibu dan anak sehingga dapat membantu meningkatkan status gizi pada masa pandemi Covid-19 ini.

0 komentar:

Posting Komentar