Penyebab Timbulnya Bau Mulut (Haliotosis)

  


1. Pengertian Haliotosis

                Halitosis didefinisikan sebagai bau tidak enak yang keluar dari rongga mulut, tanpa melihat sumber bahan odorus dalam nafas baik dari oral maupun non-oral. Istilah halitosis pertama digunakan tahun 1870-an. Halitosis berasal dari bahasa Latin ’halitus’ yang berarti nafas dan ’osis’dari bahasa Yunani, yang diartikan keadaan medis tertentu.

2. Penyebab Haliotosis

                Nafas bau secara mendasar disebabkan oleh dua hal, yaitu: fisiologis dan patologis. Sumber fisiologis dari nafas bau berasal dari kondisi pada permukaan dari lidah. Bakteri yang dijumpai pada permukaan lidah pasien yang sehat berbeda dengan pasien pengidap halitosis. Sumber patologis melibatkan keparahan saku gusi, yang dikenal dengan penyakit periodontal. Penyebab utama halitosis adalah bakteri dan VSC’s. 90% pasien halitosis mempunyai penyebab dari mulut seperti: kebersihan mulut yang jelek, penyakit periodontal, lapisan pada permukaan lidah, sisa makanan yang terbenam, gigi tiruan lepasan yang kotor, kanker di mulut, dan radang tenggorokan.
                Penyebab halitosis sangat beragam antara lain : 1) kurangnya kebersihan mulut; 2) pola makan merupakan penyebab utama halitosis yaitu proses penguraian protein oleh bakteri.. Penguraian protein oleh bakteri ini menghasilkan gas yang berbau, seperti: hidrogen sulfida, metil mercaptan, kadaver, skatol, dan putricine. Sehingga produk makanan yang kaya protein dapat menyebabkan bau mulut. Mengkonsumsi makanan tertentu, seperti bawang mentah, akan menghasilkan bau yang khas; 3) biofilm (lapisan biologis) pada mukosa mulut yang mengandung jutaan bakteri; 4) karies gigi; 5) radang gusi; 6) resesi gusi; 7) plak dan karang gigi; 8)lesi/ luka dalam mulut; 9) penyakit kelenjar ludah;10) tonsilitis/ pembengkakan amandel; 11) plak tonsilar dan cairan tonsilar; 12) faringitis dan abses faringeal; 13) gigi palsu yang kotor; 14) tembakau; 15) merokok; 16) lesi di hidung dan telinga; 17 ) kencing manis; 18) demam; 19) puasa dan dehidrasi; 20) pasien rawat inap; 21) penyakit perut dan esofagus; 22) penyakit usus; 23) penyakit paru – paru; 24) gangguan hati/ liver; 25) pasien psikiatris;
dan 26) kelainan somatis.

3. Pencegahan Haliotosis

Berikut ini adalah cara untuk mencegah dari bau mulut (haliotosis) :
  • Ingat berkumur setelah makan, menggosok gigi selama tiga menit setelah makan, perhatikan kebersihan gigi palsu dan dilepas waktu tidur. Jaga selalu kebersihan rongga mulut dan perlu melakukan pemeriksaan rongga mulut secara rutin.
  • Dianjurkan banyak mengkonsumsi buah-buahan segar dan minum teh untuk menggairahkan sekresi ludah.
  • Setiap pagi minum segelas air hangat ditambah sedikit garam dalam keadaan perut kosong, berfungsi untuk mengatur fungsi lambung, ini juga dapat mengurangi timbulnya halitosis; 
  • Mengulum permen vitamin C atau permen karet, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorin atau obat tradisional Tiongkok dan mengunyah daun teh juga dapat menghilangkan halitosis
  • Dalam keadaan biasa, halitosis dapat dicegah dengan memperhatikan kebersihan rongga mulut dan memelihara kebiasaan baik perawatan gigi
  • Menggosok gigi minimal 2x sehari
  • Berkumur dengan obat kumur
  • Penggunaan pengikis lidah (mengikis lidah/ menyikat lidah dengan sikat gigi) untuk menyingkirkan lapisan putih pada permukaan lidah;
  • Lakukan pengobatan pada penyakit primer, seperti: radang gusi, radang lambung, kencing manis, dan sebagainya.

REFERENSI

0 komentar:

Posting Komentar